Kamis, 18 Juni 2009

Acara "Minta Tolong!" di RCTI, Rekayasa

Kemarin sore 17 Juni 2009 seperti biasa saya menonton acara favorit di RCTI "Minta Tolong!" Saya sangat suka acara yang pro rakyat kecil seperti ini, tapi kemarin ada rasa kecewa karena terlihat "sesuatu" yang ganjil dan mengganjal hati sehingga menimbulkan pertanyaan saya.

Ceritanya bermula ketika seorang anak kecil yang menawarkan hasil prakaryanya untuk dijual dan hasilnya akan digunakan untuk membeli buku pelajaran adiknya. Sudah sampai 6-9 jam berlalu dan tidak ada satupun yang mau membelinya. Akhirnya ada seorang ibu penjual sayur yang lewat. Si ibu ini dipanggil si anak tersebut untuk mau membeli hasil prakaryanya. Dengan dialog singkat si ibu penjual sayur ini memberikan uang Rp 50.000 kepada si anak dan berlalu pergi. Tanpa ada rasa ingin tahu atau tidak percaya atau menanyakan kenapa kok harganya kemahalan sampai 50ribu dengan logat yang kaku seperti kalau menghafal dan mengingat dialog. Anda pasti bisa membedakan ekspresi asli alami ketika seseorang ditawari barang dengan kondisi dan harga yang tidak sesuai tampilannya, dengan seseorang yang dipaksa akting untuk membeli barang tersebut. Terlihat jelas sekali si ibu yang tidak pernah berakting di depan kamera dipaksa untuk menghafal dialog sekenanya. Sebagai orang awampun saya atau Anda pasti bisa melihat bahwa si ibu ini bicara dengan kaku tidak hafal dialog tidak seperti aktor/aktris dalam sinetron, pokoknya jelas sekali deh.

Disini pihak PH nya atau sutradaranya terlalu gegabah memberikan tontonan episode 17/06/2009. Yang terlintas dalam benak saya adalah kru dan PH dalam proses syuting mungkin sudah putus asa karena sudah berjam-jam tidak ada yang mau membeli.
Tidak hanya itu saja, setelah adegan penolong berlalu selalu ada seseorang yang memberi uang kepada si penolong. Nah disini tambah ganjil lagi, si ibu menanyakan "ini uang apa mas?" kemudian laki-laki yang memberi uang berlalu. Kemudian si ibu berusaha mengejar hanya beberapa langkah kemudian membuka topi dan bersujud di jalan beraspal, dan sedikit demi sedikit bergeser ke pinggir untuk kemudian mencoba menangis sambil tertunduk. Begitu jelasnya terlihat tanpa ekspresi tanda tanya atau terkejut ketika mendadak mendapat uang sebanyak itu atau menatap nanar si pemberi uang atau tengak tengok kanan kiri kebingungan tidak sadar apa yang terjadi, jadi kesannya kaku sekali tidak alami yang benar-benar bukan skenario.

Sebenarnya sang sutradara harus lebih tahu masalah ini, kalau ingin merekayasa ya jangan sampai "kelihatan" dong.... Atau harusnya malah jangan sampai ada rekayasa. Akhirnya yang ada penonton yang dibohongi. Saya yakin kalau para pemain sinetron lihat episode kemarin 17 Juni 2009 pasti bisa melihat dengan jelas dialog kaku si ibu penjual sayur tersebut sebab mereka sudah merasakan sendiri bagaimana melakukan dialog yang tidak kaku agar bisa jadi percakapan yang alami dalam sinetron.

Saya penggemar acara ini dari masih tayang di SCTV yang nama acaranya "Tolooong" jadi banyak ekspresi terlihat dari episode ke episode yang berbeda-beda dan asli bukan rekayasa, makanya begitu ada ekspresi dan tingkah laku yang ganjil akan terlihat jelas oleh saya. Tapi saya juga yakin Anda yang jeli melihat episode kemarin juga merasa seperti saya.
Pesen saya: Lain kali digarap yang serius bossss....

Tidak ada komentar: